Artritis pirai (gout)
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam
cairan ekstraselular. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artritis gout
akut, akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam
urat dan kegagalan ginjal (gout nefropati).
PATOLOGI
GOUT
Histopatologis dari tofus
menunjukkan granuloma dikelilingi oleh butir kristal monosodium urat (MSU).
Reaksi inflamasi di sekeliling kristal terutama terdiri dari sel mononuklear
dan sel giant. Erosi kartilago dan
korteks tulang terjadi di sekitar tofus. Kapsul fibrosa biasanya prominen di
sekliling tofi. Kristal dalam tofi berbentuk jarum (needle shape) dan sering membentuk kelompok kecil secara radier.
PATOGENESIS
ARTRITIS GOUT
Awitan (onset) serangan
gout akut berhubungan dengan perubahan kadar asam urat serum, meninggi ataupun
menurun. Pada kadar urat serum yang stabil, jarang mendapat serangan.
Pengobatan dini dengan alopurinol yang menurunkan kadar urat serum dapat
mempresipitasi serangan gout akut. Pemakaian alkohol berat oleh pasien dapat
menimbulkan fluktuasi konsentrasi urat serum.
Penurunan urat serum dapat
mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa
pasien gout atau yang dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan
pada sendi metatarsofalangeal dan lutut yang sebelumnya tidak pernah mendapat
serangan akut. Terdapat peranan temperatur, pH dan kelarutan urat untuk timbul
serangan gout akut. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih
rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa
kristal MSU diendapkan pada kedua tempat tersebut. Predileksi untuk pengendapan
kristal MSU pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma
ringan yang berulang-ulang pada daerah tersebut.
Peradangan atau inflamasi
merupakan reaksi penting pada artritis gout terutama gout akut. Reaksi ini
merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan
jaringan akibat agen penyebab. Tujuan dari proses inflamasi adalah:
- Menetralisir dan menghancurkan agen penyebab
- Mencegah perluasan agen penyebab ke jaringan yang lebih luas
Peradangan pada artritis
gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu kristal monosodium urat
pada sendi. Mekanisme peradangan ini belum diketahui secara pasti. Hal ini
diduga oleh peranan mediator kimia dan selular. Pengeluaran berbagai mediator
peradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas
komplemen (C) dan selular.
Aktivasi Komplemen
Kristal urat dapat
mengaktifkan sistem komplemen melalui jalur klasik dan jalur alternatif.
Melalui jalur klasik, terjadi aktivasi komplemen C1 tanpa peran imunoglobulin.
Pada kadar MSU meninggi, aktivasi sistem komplemen melalui jalur alternatif
terjadi apabila jalur klasik terhambat.
Aspek Selular Artritis Gout
Pada artritis gout,
berbagai sel dapat berperan dalam proses peradangan, antara lain sel makrofag,
neutrofil sel sinovial, dan sel radang lainnya. Makrofag pada sinovium
merupakan sel utama dalam proses peradangan yang dapat menghasilkan berbagai
mediator kimiawi antara lain IL-1, TNF, IL-6 dan GM-CSF (Granulocyte-Macrophage Colony-Stimulating Factor). Mediator ini
menyebabkan kerusakan jaringan dan mengaktivasi berbagai sel radang.
MANIFESTASI
KLINIK
Manifestasi klinik gout
terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout dan gout menahun dengan
tofi.
Stadium
Artritis Gout Akut
Radang sendi pada stadium
ini sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Biasanya bersifat
monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah
dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang
paling sering pada MTP-1 yang biasa disebut podagra. Apabila proses penyakit
beranjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut dan
siku.
Faktor pencetus serangan
akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik,
stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan
asam urat. Penurunan asam urat darah secara mendadak dengan alopurinol dapat
atau obat urikosurik dapat menimbulkan kekambuhan.
Stadium
Interkritikal
Stadium ini merupakan
kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik.
Walaupun secara klinik tidak terdapat tanda-tanda radang akut, namun pada
aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Apabila tanpa penanganan
yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat timbul serangan
akut lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat.
Manajemen yang tidak baik, maka keadaan interkritik akan berlanjut menjadi
stadium menahun dengan pembentukan tofi.
Stadium
Artritis Gout Menahun
Artritis gout menahun
biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering
pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapat timbul infeksi
sekunder. Lokasi tofi yang paling sering pada cuping telinga, MTP-1, olekranon,
tendon Achilles dan jari tangan. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu
saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.
DIAGNOSIS
Dengan menemukan kristal
urat dalam tofi merupakan diagnosis spesifik untuk gout. Akan tetapi tidak
semua pasien mempunyai tofi, sehingga tes diagnostik ini kurang sensitif. Oleh
karena itu kombinasi dari penemuan-penemuan di bawah ini dapat dipakai untuk
menegakkan diagnosis:
- Riwayat inflamasi klasik artritis monoartikuler khusus pada sendi MTP-1
- Diikuti oleh stadium interkritik dimana bebas simptom
- Resolusi sinovitis yang cepat dengan pengobatan kolkisin
- Hiperurisemia
Berdasarkan kriteria ACR (American College Rheumatology), diagnosis
ditegakkan bila salah satu dari poin (A), (B), dan (C) berikut terpenuhi.
(A) Didapatkan kristal MSU di
dalam cairan sendi, atau
(B) Didapatkan kristal MSU
pada tofus, atau
(C) Didapatkan 6 dari 12
kriteria berikut:
- Inflamasi maksimal pada hari pertama
- Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
- Serangan artritis monoartikular
- Sendi yang terkena berwarna kemerahan
- Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP-1
- Serangan pada sendi MTP unilateral
- Serangan pada sendi tarsal unilateral
- Tofus (atau suspek tofus)
- Hiperurisemia
- Pembengkakan sendi asimetris (radiologis)
- Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
- Kultur bakteri cairan sendi negatif
PENATALAKSANAAN
Secara umum penanganan
artritis gout adalah memberikan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan
pengobatan.
Pengobatan artritis gout
akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan
obat-obat, antara lain kolkisin, obat anti inflamasi non steroid (OAINS),
kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti alopurinol
atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut kecuali pada
pasien yang sudah rutin mengkonsumsinya.
Pemberian kolkisin dosis
standar untuk artritis gout akut secara oral 3-4 kali, 0,5-0,6 mg per hari
dengan dosis maksimal 6 mg. Pemberian OAINS dapat pula diberikan. Dosis tergantung
dari jenis OAINS yang digunakan. Jenis OAINS yang banyak dipakai pada artritis
gout akut adalah indometasin, dengan dosis 150-200 mg/hari, selama 2-3 hari
dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai nyeri atau
peradangan berkurang. Kortikosteroid dan ACTH diberikan apabila kolkisin dan
OAINS tidak efektif atau merupakan kontra indikasi. Pemakaian kortikosteroid
pada gout dapat diberikan oral atau parenteral.
Pada stadium interkritik dan
menahun, tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kadar asam urat, sampai
kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan
dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat alopurinol bersama dengan
obat urikosurik yang lain.
(Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III & PPK Ilmu Penyakit Dalam)
(Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III & PPK Ilmu Penyakit Dalam)
No comments:
Post a Comment